Banyak
perubahan-perubahan yang telah terjadi di dunia ini dimana setiap
perubahan dapat diketahui dan dirasakan oleh seluruh dunia secara cepat
dan memiliki kesamaan dengan sumber perubahan tersebut. Perubahan itu
dapat berupa fisik maupun non-fisik, seperti kemajuan teknologi;
komputer, telepon seluler, satelit, mobil dan lain sebagainya. Sedangkan
perubahan non-fisik bisa berupa perkembangan ilmu pengetahuan seperti
ditemukannya banyak teori-teori baru dalam manajemen, psikologi,
kedokteran dan lain sebagainya, bahkan perkembangan ideologi di suatu
tempat atau negara dapat diterima di negara yang lain. Tidak hanya yang
bersifat positif, bahkan perubahan-perubahan negative pun dapat
disebarkan keseluruh dunia, seperti virus, krisis ekonomi dan lain
sebagainya.
Inilah
kehebatan dari kehidupan di era informasi atau abad 21, semua perubahan
dapat berlangsung dalam hitungan detik dan berpindah-pindah dengan
mudah dan cepat. Era informasi yang ditandai dengan berkembangnya
masyarakat dunia yang berpengetahuan telah menjadi tuntutan semua
negara, bahkan Persatuan Bangsa-Bangsa melalui Konfrensi-konfrensi
tingkat tinggi yang diberi nama KTT Masyarakat Informasi telah
menyetujui terbentuknya masyarakat informasi di seluruh dunia yang pada
akhirnya berdampak pada kebijakan di seluruh negara-negara dunia untuk
mengembangkan segala kebutuhan yang berkaitan dengan teknologi informasi
dan komunikasi.
Tentunya
hasil KTT ini tidak tanpa tujuan yang jelas, melalui KTT ini diharapkan
tumbuhnya bangsa-bangsa yang sadar dan cepat menangkap informasi
sehingga akan berdampak pada pertumbuhan pengetahuan-pengetahuan yang
menjadi dasar untuk terbentuknya masyarakat berpengetahuan di seluruh
belahan dunia. Pada akhirnya tidak ada lagi negara berkembang dan negara
terbelakang dari segi pengetahuan dan kemandirian.
Masyarakat
informasi dan masyarakat berpengetahuan telah menjadi tujuan bersama
yang telah ditetapkan di dalam KTT tersebut, hal ini juga senada dengan
pernyataan Peter S. Drucker, seorang pakar manajemen barat bahwa aset
paling berharga bagi perusahaan (bahkan negara) pada abad 21 ialah ilmu
pengetahuan dan pekerja atau masyarakat terdidik (knowledge people).
Pengetahuan telah menjadi modal bagi pembangunan ekonomi, menggantikan
sumber daya alam yang tidak dapat menjadi andalan lantaran dapat
terdepresi bahkan memunculkan perusakan lingkungan yang berujung pada
kerugian umat manusia.
Selama
sejarah umat manusia, sumber daya alam (SDA) seperti tanah, mineral,
minyak bumi dan hutan merupakan modal kesuksesan suatu bangsa. Namun,
kini SDA bukan faktor utama lagi dan masyarakat modern sekarang ini
telah menemukan kekuatan baru yang non-fisik dan selalu dapat
terbarukan, itulah yang disebut dengan knowledge. Hal ini dapat
dibuktikan dengan lahirnya seorang Bill Gates sebagai salah satu orang
terkaya di dunia yang bukan lahir di lingkungan kaya, tuan tanah atau
keluarga yang memiliki bisnis bahan mineral. Untuk pertama kali di dalam
sejarah manusia orang terkaya di dunia lahir hanya dengan bermodalkan knowledge, khususnya ilmu tentang teknologi komputer.
Melihat
kenyataan tersebut dapat digambarkan bagaimana pengetahuan tentang
teknologi informasi saat ini dapat mengalahkan hasil pencapaian
peradaban terdahulu. Salah satu contoh negara yang telah menerapkan ilmu
pengetahuan dan informasi dalam menciptakan keberhasilan pembangunan
adalah Finlandia sehingga telah menjadi knowledge based society
yang terkaya di dunia, Finlandia menjadikan pengetahuan dan informasi
sebagai faktor penting dalam setiap proses menciptakan nilai dalam
kehidupan masyarakat. Masyarakat dibangun dengan faktor menciptakan,
menyebarkan, dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah
hingga menaikkan tingkat kesejahteraan. Ciri lainnya adalah terjadi
perubahan cepat dalam pengembangan teknologi, terutama teknologi
informasi dann komunikasi (TIK) yang menjadi andalan bangsa ini. Untuk
mencapai kemajuan pesat dalam teknologi ini, Finlandia mengeluarkan
investasi besar bagi kegiatan riset dan pengembangan TIK. Untuk di bidang riset dan pengembangan, Finlandia di antara Negara-negara anggota Organization for Economic Coorperation and Development (OECD)
menduduki urutan kedua setelah Swedia. Pemanfaatan TIK di negara ini
digarap secara total di segala lini, mulai dari hulu hingga hilir dan
membutuhkan sumber daya manusia yang spesialis dan terdidik.
Melihat
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dan maju di
negara-negara yang ada di dunia, seperti negara-negara Eropa dan Amerika
kini telah menjalar negara-negara ke Asia yaitu Jepang, China, Korea
Selatan dan India. Semua ini memang tak lepas dari peran positif
globalisasi dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Sehingga di negara Eropa Utara memiliki program belajar seumur hidup,
pengembangan inovasi nasional, peningkatan investasi riset dan
pengembangan serta pelaksanaan laboratorium masyarakat informasi di
Eropa. Selain itu China juga menerapkan hal yang sama dalam mengelola
negaranya yaitu mengoptimalkan peran teknologi informasi dalam
pembangunan bahkan mengembangkan secara intens dalam program-program
pendidikan. Pada akhirnya China mampu bersaing bahkan menjadi negara
yang maju untuk bidang TIK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar